Musim Panas Turki Terasa di Taman Sari



Oleh : Ariful Usman

"Bawa pulang kebab, tidak?" Barangkali itu adalah pertanyaan yang sering kali terucap untuk menyambut rekan atau saudara yang baru pulang dari Turki. Kebab, seringkali menjadi hal yang paling dinanti sebagai buah tangan. Namun hari ini, kebab Turki hadir di Taman Sari, Banda Aceh. Sudah pernah coba?

DIAKUI atau tidak, kebab menjadi makanan yang paling populer dari negeri Turki. Negara di benua Asia dan Eropa itu dapat dicapai sepuluh jam penerbangan dari Jakarta.

Kebab merupakan daging ayam, sapi, atau domba yang dipanggang dengan vertical broiler. Usai dipotong dan digulung dalam roti lavas, langsung dapat dinikmati. Makanan itu, kini menjadi salah satu kudapan favorit di Banda Aceh.

Di Taman Sari, tak kurang dari sepuluh stan didirikan sambung-menyambung satu sama lainnya. Dalam Bazar Amal Pesantren Sulaimaniyah, stan penyedia kebab ramai dikunjungi warga. Salah seorang kokinya, berasal dari Turki.

Ia terlihat cermat memotong daging pada pemanggang. Sepotong demi sepotong, daging jatuh ke bejana tempat daging ditampung. Pembeli pun menikmati cara kebab disajikan.

Koki lainnya, dengan pakaian warna hijau kompak dan peci merah khas Turki, mengatur roti lavas (seperti tortilla), dan diletakkan di atas piring yang siap menyambut irisan daging panggang. Daging yang dipakai untuk kebab jenis doner kebab ini yaitu daging sapi dan daging ayam.

Hanya sekira 10 meter dari tempat kebab dijual, juga disediakan tempat untuk duduk bersama kerabat dan keluarga, menyantap kebab. Black tea (teh hitam) khas Turki di musim panas, dengan rasa teh berbeda dari teh Indonesia pada umumnya, menjadi perpaduan yang patut dicoba.

Dalam Bazar Amal Pesantren Tahfidzul Quran Sulaimaniyah Aceh ini, kebab tersebut dijual di bawah harga aslinya di Turki. Harganya Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per potong.

Seorang pria Turki yang akrab disapa Ustaz Yasir, ketika ditanya tentang antusiasme masyarakat Banda Aceh, mengatakan dua hari lalu, saat hari pertama bazar, pihaknya nyaris kehabisan stok daging akibat diserbu pembeli.

"Daging untuk kebab ini, sebelum dipanggang pada pagi harinya, supaya makin gurih, malamnya terlebih dahulu direndam. Ini supaya daging makin empuk," jelas Ustaz Yasir.

Dirinya mengatakan, daging yang digunakan untuk kebab tersebut merupakan daging ayam dan sapi. "Bumbu lainnya kita datangkan dari Turki, tapi kita tidak bisa bawa lebih banyak, karena persiapan yang singkat," tuturnya.

Hasil dari penjualan dalam bazar yang berakhir hari ini, akan dipergunakan untuk segala kebutuhan santri di pesantren Sulaimaniyah Aceh Turki. "Mereka yang jual di sini juga merupakan santri di pesantren," terang Yasir.

Bukan hanya doner kebab, mereka juga menghadirkan adana kebab. Adana merupakan kebab yang termasyhur dari Provinsi Adana. Pada adana kebab ini, daging yang dicacah atau digiling dengan campuran bumbu raciknya, ditata pada sebuah besi pipih panjang, lalu dibakar. Setelah matang, masakan ini disajikan dengan roti atau nasi.

Lebih dari itu, bazar yang dilakukan perdana ini dan dibuka langsung oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, juga banyak menyajikan makanan khas dan aksesoris Turki lainnya.

Di sudut meja lain, juga terlihat ukiran-ukiran kaligrafi Turki, kue khas Turki, manisan Turki, eskrim Turki hingga jilbab Turki. Anda pernah ke Turki? Jika belum, segera ke Taman Sari. 








Komentar