Aceh pamerkan manuskrip dan korespondensi Ottoman di Istanbul

 

Masyarakat Turki mengunjungi pameran mansukrip Aceh-Ottoman di Marmara University yang diinisiasi 
Ikatan Masyarakat Aceh Turki (IKAMAT) pada 19 Desembr 2019. (Dok. IKAMAT - Anadolu Agency)


Total ada 20 manuskrip dan dokumen yang ditampilkan dari total 154 yang tersimpan di badan arsip Turki


Masyarakat Aceh menggelar pameran manuskrip dan surat korespondensi Aceh-Turki di Istanbul.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Ikatan Masyarakat Aceh Turki (IKAMAT) ini dilaksanakan di Marmara University.

Ketua Panitia Taufiq Kurniawan mengatakan sejumlah display yang menjelaskan sejarah Kesultanan Aceh serta sejarah hubungan Aceh Darussalam dan Turki Ottoman ditampilkan dalam pameran.

Manuskrip dan dokumen ini diambil dalam kurun waktu tahun 1567-1900 M yang berasal dari Museum Aceh dan dan Badan Arsip Negara Turki .

Pada kesempatan ini juga turut ditampilkan Manuskrip dan Dokumen Korespondensi yang dulu dikirimkan oleh pihak Kesultanan Aceh kepada Pemerintah Ottoman.

“Dokumen korespondensi tersebut bersumber dari Badan Arsip Negara Turki dan hingga sekarang naskah aslinya masih tersimpan disana,” ujar Taufiq kepada Anadolu Agency pada Senin.

Taufiq menerangkan kegiatan yang berlangsung pada 19-21 Desember ini telah menarik banyak perhatian para pengunjung.

Kegiatan ini disponsori Marmara University sebagai penyedia tempat kegiatan dan Pusat Penelitian Dunia Melayu (OSMAD) Fatih Sultan Mehmet University sebagai sponsor pendukung.

Total ada 20 manuskrip dan dokumen yang ditampilkan dari total 154 yang tersimpan di badan arsip Turki.

''Kita akan berupaya menyampaikan informasi tentang Sejarah Aceh-Turki di masa lampau kepada masyarakat Turki, salah satunya dengan menampilkan manuskrip yang bisa dijadikan bukti otentik,'' kata Taufiq.

Ketua IKAMAT Muhammad Haykal mengatakan hingga kini organisasinya tengah menjajaki kerja sama dengan pihak kampus-kampus di Istanbul seperti Istanbul University, Fatih Sultan Mehmet Vakıf University untuk menggelar pameran serupa.

“Kita juga berharap support langsung dari pemerintah Aceh dan Indonesia,” tukas dia.

Haykal menargetkan kegiatan serupa akan digelar pada Januari di Istanbul University dan Februari di Fatih Sultan Mehmet University.




Komentar