Aceh Sepanjang Abad

Buku ini dijadikan sebagai buku induk sejarah Aceh, dikarenakan isinya yang sangat lengkap dan menceritakan fakta sejarah Aceh yang pernah terjadi mulai abad ke-16 hingga abad ke-19.

Menurut Prof. Ali Hajmy, buku Aceh Sepanjang Abad karya H. Mohammad Said ini adalah buku yang paling lengkap membahas sejarah Aceh. Buku yang pertama diterbitkan pada tahun 1961 tersebut mengulas tentang keberadaan Aceh sejak awal Masehi sampai abad ke-19.

Buku kedua Mengungkapkan dari eskpedisi Belanda kedua ke sampai keadaan Aceh tahun 1945.

Riwayat Penulis – H. Mohammad Said

Biografi H. Mohammad Said

MOHAMMAD SAID, lahir di Labuhan Bilik, Sumatera Utara di tahun 1905 dari keluarga tani, menempuh Sekolah Rendah dan Normal (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama zaman penjajahan Belanda), karena keterbatasan biasa untuk melanjutkan sekolah ia belajar dengan giat secara mandiri, seorang otodidak.

Di tahun 1928 berangkat dari desa kelahiran ke Medan dan diterima menjadi anggota redaksi surat kabar harian Tionghoa Melayu “Tjin Po”. Pada 1929 menjadi redaktur I surat kabar “Oetoesan Sumatra”, ia berhenti karena penerbit ingin merevolusionerkan haluan surat kabar dengan menyerahkan pimpinan kepada seorang politikus kiri.

Setelah beberapa tahun menjadi wartawan freelance, ia turut memimpin surat kabar mingguan “Penjebar”, lalu pindah menjadi pemimpin redaksi mingguan “Penjedar”, selanjutnya menerbitkan sendiri dan menjadi pemimpin redaksi mingguan politik populer “Seruan Kita” hingga menjelang Perang Dunia kedua.

Pada Nopember 1943 menjadi pegawai bagian sensor Departemen Kebudayaan pemerintahan sipil militer Jepang di Medan. 30 September 1945 (segera setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia) memimpin surat kabar harian Republikein “Pewarta Deli” yang diawal tahun 1946 terpaksa terhenti akibat mesin pencetaknya dihancurkan oleh pasukan Sekutu yang benci dengan perjuangannya.

Juli 1946 sampai pertengahan 1948 menjadi wakil kantor berita “Antara” untuk memimpin daan membangun cabang-cabangnya di Sumatera. Tanggal 11 Januari 1947 menerbitkan dan memimpin harian Republiken di daerah pendudukan Belanda/Nica Medan bernama “Waspada”, yang terus terbit sejak pemulihan kedaulatan sampai dengan sekarang.

Kegiatan politik H. Mohammad Said:

  1. Agustus 1949 sebagai satu-satunya wartawan Republikein yang ditunjuk oleh pemerintah NRI dari Yogya turut ke Nederland meninjau Konferensi Meja Bundar.
  2. Awal 1950 memimpin Kongres Rakyat se-Sumatera Timur yang menuntut pembubaran negara boneka Belanda, Negara Sumatera Timur “NST”. Sejak itu menjadi aktivis dan ketua umum Partai Nasional Indonesia daerah Sumatera Utara hingga 1956. seterusnya non-aktif.
  3. Tahun 1955. Memenuhi undangan pemerintah Republic Rakyat Cina (RRC) bersama rombongan politisi non-komunis lainnya meninjau Tiongkok.
  4. Tahun 1956. memenuhi undangan pemerintah Arnerika Serikat meninjau negeri itu selama 3 bulan.
  5. Tahun 1957 sampai 1967 memenuhi undangan-undangan meninjau Inggris, Belanda, Jerman, Arnerika Serikat (kedua kali), Mesir (dua kali) dan Saudi Arabia (turut dalam rombongan presiden Sukarno).
  6. Tahun 1966 Ketika Orde Baru berdiri atas rekomendasi PNI Osa Usep menjadi anggota MPRS, hanya setahun karena ia meminta berhenti dengan hormat karena kesibukan lain.

H. Mohammad Said sebagai sejarawan:

Sejak masa kolonial dan hingga sekarang terus memusatkan perhatisn menulis buku-buku sejarah antara lain :  “Kerajaan Bumi Putera Yang Berdiri Sendiri di Indonesia”, “Deli Dahulu dan Sekarang”, “Perobahan Pemerintahan (Bestuurshervorming”), “Busido” (salinan), “14 Bulan Pendudukan Inggris di Indonesia”, “Sejarah Pers di Sumatera Utara”, “Koeli Kontrak Tempo Doeloe”, “Atjeh Sepanjang Abad” dan beberapa naskah tebal yang belum diterbitkan.


 

Komentar